PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pada
awal sejarah manusia, sifat dan ragam pencemaran yang dilakukan manusia
adalah sederhana. Jenis zat atau senyawa yang terlihat di dalam masalah
ii tidak terlalu kompleks. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai
peningkatan kemajuan teknologi, mempengaruhi juga sifat dan ragam
pencemaran. Pencemaran yang dialami pada masa-masa lalu umumnya kurang
bersifat fatal. Tidak demikian dengan sifat dan ragam pencemaran masa
sekarang ini. Banyak pencemaran yang bersifat fatal terhadap makhluk
hidup, dan banyak juga pencemaran yang bersifat secara lambat-lambat
mematikan terhadap manusia.
Berdasarkan
sifat lingkungan dan sifat pencemarannya, maka masalah pencemaran yang
kita hadapi adalah : pencemaran udara, pencemaran perairan, pencemaran
suara atau kebisingan, dan pencemaran tanah.
2. Rumusan Masalah/Permasalahan
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah sebagai berikut :
- Seberapa besar pencemaran yang terjadi pada masa sekarang ini.
- Apa saja penyebab dari pencemaran udara.
- Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan kesehatan.
- Bagaimana mula-mula pencemaran udara terjadi.
- Adakah cara untuk meminimalkan terjadinya pencemaran udara.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyelesaikan tugas kimia
tentang lingkungan dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran
lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
4. Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang
ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar pencemaran
lingkungan disebabkan oleh ulah manusia sendiri.
PEMBAHASAN
Hasil-hasil
pembakaran dari kendaraan bermotor, pabrik-pabrik dan pemanasan atau
kegiatan masak-memasak di rumah merupakan sumber terbesar dari pada
pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia. Dari
sekian banyak zat-zat yang dilepaskan dengan cara ini ke dalam atmosfer
telah diketahui lebih dari 100 yang merupakan kontaminan. Benda-benda
padat yang termasuk di dalamnya lebih dari 20 diantaranya adalah
unsur-unsur logam. Bagian dari senyawa organik jauh lebih besar lagi dan
meliputi banyak sekali senyawa hidrokarbon alifatik dan juga fenol,
asam serta basa-basa dan banyak senyawa lainnya. Oleh reaksi-reaksi
yang terjadi antara kontaminan-kontaminan tadi di udara, termasuk reaksi
fotokimia, maka senyawa-senyawa baru akan menambah keragaman
senyawa-senyawa pencemaran.
Di
antara pencemaran-pencemaran udara tadi, senyawa-senyawa yang berada di
dalam suspensi yang terdiri dari butiran-butiran padat atau cair adalah
apa yang disebut aerosol. Aerosol ini dapat terbentuk melalui : peristiwa kondensasi, massa
molekuler bergabung membentuk butiran-butiran yang lebih besar (contoh :
pembentukan awan dari butiran-butiran cair), atau dari proses dispersi :
material-material yang kasar dipecah menjadi butiran-butiran aerosol
ini tidak mengendap melainkan melayang atau terapung-apung di udara dan
oleh karena itu mudah sekali disebarkan angin.
Butiran-butiran
alami seperti misalnya kabut, bakteri, spora tumbuh-tumbuhan dari
tepung sari umumnya rendah konsentrasinya di dalam udara; oleh sebab
itu, biasanya tidak menyebabkan pencemaran udara; dari segi kesehatan,
benda-benda itu umumnya tidak membahayakan (kecuali tentu bagi mereka
yang peka atau alergi terhadap benda-benda tadi). Lain halnya dengan
butiran-butiran yang dilepaskan oleh proses-proses buatan, misalnya
semen, tepung kuarsa dan asbes, asap minyak, asap tumbuhan atau rokok
dan aerosol-aerosol radio aktif dapat menimbulkan masalah pencemaran
udara yang gawat. Benda-benda itu dapat menimbulkan kerusakan pada
makhluk hidup. Terutama sekali aerosol-aerosol yang butiran-butirannya
sangat halus, dapat masuk paru-paru dan mengganggu pernafasan.
Aerosol-aerosol mampu menunjukkan gaya
permukaan yang hebat. Benda-benda ini mampu mengumpulkan
molekul-molekul gas, yang membantu reaksi kimia dari aerosol tadi dengan
gas-gas sekitarnya. Aerosol-aerosol ini dapat mengubah pengaruh radiasi
energi dari matahari. Kemudian oleh karena pengaruhnya sebagai inti
kondensasi, benda-benda itu mampu juga mempengaruhi pembentukan embun
atau kabut.
Telah
disinggung di muka bahwa debu merupakan pencemar udara. Dari segi
kesehatan, debu ini dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yakni debu
kasar dan debu halus. Dalam hubungannya dengan kesehatan, debu kasar
kurang membahayakan. Debu ini karena ukurannya, tidak dapat menembus
saluran paru-paru. Tambahan lagi, oleh kemajuan teknologi, debu-debu
kasar ini telah banyak dikurangi jumlahnya yang terhambur ke luar. Lain
halnya dengan debu-debu halus. Debu-debu halus ini telah benar-benar
merupakan masalah kesehatan. Debu-debu halus hanya sebagian kecil saja
yang dapat tertahan oleh mekanisme saringan alami dalam sistem
pernafasan. Selebihnya dapat masuk ke paru-paru. Akan lebih gawat lagi
pengaruh debu halus ini apabila terdapat faktor yang menimbulkan
komplikasi, seperti halnya senyawa 3,4 benzopiris yang menyebabkan
kanker, dan oksida logam berat, seperti senyawa vanadium, yang bertindak
sebagai katalisator. Lebih jauh lagi, oleh pengaruh katalisator
oksida-oksida berbagai logam, maka dioksida belerang berbentuk gas (bila
ada) dapat diubah menjadi trioksida belerang yang sangat berbahaya,
senyawa ini dengan uap air yang ada di dalam saluran paru-paru akan
membentuk asam belerang. Berdasarkan pada proses industrial yang
menghasilkan debu-debu halus tadi, maka racun-racun berikut ini telah
didefinisikan : arsenik, berillium, cadmium, timol, selenium, thallium,
uranium, asbes, senyawa khromium dan senyawa air raksa. Asap yang keluar
dari knalpot yang merupakan sisa hasil pembakaran bahan bakar kendaraan
bermotor dan dari cerobong-cerobong asap dari kilang-kilang pengolahan
minyak mengandung debu-debu halus yang terdiri dari butiran-butiran
timah.
Selain
pencemaran sebagai akibat debu halus seperti yang dikemukakan, masih
ada beberapa pencemaran yang ditimbulkan industri, misalnya industri
kimia, dan industri minyak bumi.
Dalam
kegiatan berproduksinya itu, industri kimia atau industri minyak,
selain menghasilkan produk-produk pokok, mereka mengeluarkan hasil-hasil
ikutan. Hasil-hasil ikutan yang utama yang dikeluarkan oleh industri
kimia adalah gas-gas dan uap-uap dari senyawa kimia organik seperti
misalnya hidrokarbon-hidrokarbon dan turunan-turunan halagennya, aldea,
keton, asma-asam karbosilat, dan senyawa nitrogen serta belerang (amine,
merkaptan, disulfida); gas-gas dan uap-uap senyawa kimia inorganik
seperti misalnya, hidrogen sulfida, asam hidroklorik dan senyawa
fluorin, dioksida belerang, fosida hidrogen; dan akhirnya tepung-tepung
beracun seperti misalnya fluorida dan karbida, arsenik, asbes, dan alloy
besi.
Lebih
lanjut lagi, selain hasil-hasil tersebut tadi yang dapat menyebabkan
pencemaran, masih terdapat lagi satu jenis pencemaran oleh hasil pabrik
yang cukup mengganggu. Pencemaran ini bersifat bau yang mengganggu.
Faktor bau ini seringkali disebabkan oleh kandungan senyawa tertentu
yang sangat rendah, tetapi masih cukup tajam. Misalnya thiofenol dengan
konsentrasi 1 : 10 billium masih cukup mengganggu.
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Bahwa
pencemaran udara selain disebabkan oleh faktor alam, pencemaran udara
lebih banyak disebabkan oleh manusia, misalnya dari kendaraan bermotor,
kegiatan industri dan sebagainya.
- Selain dapat membahayakan lingkungan, pencemaran udara juga dapat membahayakan kesehatan manusia.
2. Saran
Untuk
mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita
semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara,
misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang
gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri,
dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.
0 komentar:
Posting Komentar